Selasa, 13 Januari 2009

Profil Kabupaten Tegal

Profil kabupaten Tegal
KABUPATEN Tegal yang terletak pada posisi antara 108o57’6" BT- 109o21’30" dan antara 6o50’41" LS–7o15’30" LS, memiliki wilayah yang terdiri dari daratan seluas 87.879 ha dan luas laut 121,50 km2. Wilayah daratan kabupaten ini memiliki kemiringan bervariasi, mulai dari datar hingga sangat curam. Luas kemiringan lahan tipe datar (0-2 persen) sebesar 46.204,27 ha, tipe bergelombang (2-15 persen) sebesar 14.183,47 ha, tipe curam (15-40 persen) sebesar 19.338,65 ha dan tipe sangat curam (>40 persen) 7.253,73 ha. Walaupun Kabupaten Tegal termasuk kabupaten yang memiliki kepadatan penduduk relatif tinggi, namun demikian masih memiliki wilayah hutan, persawahan dan ladang relatif masih luas. Lahan hutan sebagai daerah penyangga dan penjaga kelestarian lingkungan hidup memperlihatkan perkembangan yang cukup menggembirakan, dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 luas lahan hutan di Kabupaten Tegal sebesar 15.495,35 ha meningkat menjadi 17.303,54 pada tahun 2006. Tahun 2007 mengalami kenaikan 19.048,23. Sedang luas lahan sawah teririgasi besarannya dari tahun ke tahun mengalami penurunan yaitu pada tahun 2003 seluas 34.692 ha, tahun 2004 seluas 33.805 ha; tahun 2005 seluas 33.790 ha, tahun 2006 dan tahun 2007 seluas 33.789 ha, sedangkan tahun 2008 terdapat kenaikan seluas 38.556 ha.



Melihat potensi besar itu, dibawah kepemimpinan Haji Agus Riyanto Riyanto SSos MM, Kabupaten Tegal digarap dengan membuka simpul-simpul perekonomian yang dulunya kurang tergarap dengan maksimal. Mulailah dengan membangun sub terminal yang ada di Adiwerna. Di bangunnya sub terminal disana, bukan tanpa alasan. Karena selama ini, bus-bus AKAP banyak yang parkir di dekat pasar sehingga memacetkan arus lalu lintas. "Sejak sub terminal mulai difungsikan, roda perekonomian disana mulai membaik. Jalan yang dulunya macet, kini tidak lagi," kata Kabid Pengembangan Wilayah dan Infrastruktur Bapeda, Supriyadi. Kata pria yang biasa disapa Andi, selain membuka simpul perekonomian di Adiwerna, juga membuka simpul lain dengan membangun Jalan Lingkar Selatan (jalingkos). Pembangunan infrastruktur ini, bertujuan agar memacu perekonomian bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Pangkah dan sekitarnya. "Dengan adanya jalingkos, dapat dipastikan akan muncul perusahaan-perusahaan di sekitar lokasi. Juga akan marak pedagang-pedagang baru disekitar lokasi. Sehingga laju perekonomian akan meningkat. Dan itu artinya, pendapatan masyarakat sekitar akan bertambah. Selain itu, adanya jalingkos juga memangkas jarak tempuh. Contoh, dulu masyarakat Desa Kendal Serut kalau mau ke Slawi harus memutar lewat Desa Dukuh Sembung, tapi dengan adanya jembatan disana, warga yang mau ke Pasar Trayeman tinggal melintas," katanya.Demikian pula dengan res area yang ada di Klonengan, Margasari. Dibangunnya res area disana, bertujuan sebagai tempat singgah penumpang bus-bus AKAP. Makanya, di res area juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana yng memadai, mulai dari MCK, mushola dan tempat istirahat. "Dipilihnya Klonengan, karena titik jenuh sopir bus tujuan Purwokerto, Wonosobo maupun Jogyakarta itu disana. Dengan banyaknya penumpang yang memanfaatkan res area sebagai tempat istirahat, sudah tentu barang dagangan warga sekitar akan laku. Bahkan produk-produk khas Kabupaten Tegal juga akan lebih dikenal," ucapnya.Saat ditanya soal pembangunan bundaran di depan masjid Jami, Andi mengaku selama ini Kabupaten Tegal belum memiliki wajah kota. Dengan dibangunnya bundaran disana, wajah kota Slawi akan nampak. Hal sama juga dengan Alun-alun Slawi, saat ini roda perekonomian di Alun-alun Slawi sangat tinggi. Hal sama juga dikatakan Djahri, anggota DPRD Kabupaten Tegal. Kata Djahri, selain membuka simpul-simpul perekonomian, sejak kepemimpinan Agus Riyanto juga memikirkan pendidikan dan kesehatan. Makanya tidak heran, kalau program Puskesmas dan kesehatan gratis disambut positif warga masyarakat. "Program ini sangat membantu masyarakat, terutama masyarakat kurang mampu.


Bahkan untuk mempermudah masyarakat mendapatkan perawatan kesehatan, juga dibangunkan rumah sakit di Suradadi dan rumah sakit rawat inap di Jatinegara," tutur anggota dewan dari Komisi B.Juga soal pelayanan pada masyarakat, sejak dipimpin Agus Riyanto, pelayanan pada publik birokrasinya dipangkas. Sehingga masyarakat atau pelaku usaha yang akan mengurus keperluan tidak perlu keluar masuk kantor. "Adanya UPT, selain mempermudah pelaku usaha mengurus keperluannya. Juga waktunya tidak begitu lama. Sehingga ini memacu pelaku-pelaku usaha lainnya untuk datang kesini," imbuhnya. Senada dengan Djahri, Kuswatno, petani asal Desa Tarub juga mengatakan, sejak Kabupaten Tegal dipimpin Agus Riyanto sudah banyak kemajuannya. Bukan hanya pedagang, tapi juga petani. Karena sejak Agus Riyanto memimpin, juga dibangun embung-embung sebagai tempat penampungan air bagi para petani. "Sejak dibuatkan embung, petani di wilayah Tarub dan sekitarnya tidak lagi kesulitan mendapatkan air. Sehingga hasil panen memuaskan," katanya penuh semangat.(Radar Tegal)


di ambil dari : warteg.or.id

2 komentar:

Arif Rahman Hakim mengatakan...

Rindu kampung halaman nich....

Mudah mudahan Hari raya Idul Fitri tahun ini bisa pulang......

Rizki Rianafitri mengatakan...

Kangen kampung halaman